logo
Tentang KamiKontak Kami
Iklan Utama 2

Ketua ICK Gardi : Penyerangan Wiranto Akibat Protap Pengawalan Diabaikan

Ketua ICK Gardi : Penyerangan Wiranto Akibat Protap Pengawalan Diabaikan
Gardi Gazarin, SH
Jakarta, Pro Legal News - Tragedi penusukan yang dialami Menko Polhukam, Wiranto terjadi karena ada pengabaian protap (prosedur tetap) pengamanan pejabat negara. Peristiwa tragis itu terjadi di depan "hidung" aparat keamanan.

Pelaku terlihat menyelinap di antara aparat di dekat Wiranto seperti Kapolsek Menes dan Ajudan, di Pintu Gerbang Lapangan Alun-alun Menes, Desa Purwaraja Kecamatan Menes, Pandeglang, Banten.

"Semestinya itu (penusukan) tidak bisa terjadi bila saja petugas atau aparat yang melakukan pengamanan sigap dan cermat melihat maupun membaca situasi. Ketika ada orang tak dikenal mendekat petugas pengawalan sigap mencegah orang yang hendak mendekat Wiranto," kata Ketua Presidium Indonesia Cinta Kamtibmas (ICK),

Gardi Gazarin, SH, kepada awak media di Jakarta, Sabtu (12/10).
Dilihat dari video peristiwa penusukan Wiranto yang viral diberbagai media sosial menurut Gardi Gazarin, pelaku Syahrial Alamsyah alias Abu Rara ditemani istrinya Fitri Andriana terlihat menyelinap dari sisi kiri Wiranto. Sedangkan istrinya, Fitri Andriana berada tak jauh di depan Wiranto.

"Harusnya pengawal sigap mencegah saat pelaku mendekati Wiranto. Di sinilah letak pengabaian protap itu. Andai saja pengawal tak mengabaikan adanya orang tak dikenal mendekati Wiranto yang menjadi fokus pengamanan. Kan harusnya sebelum mendekat Wiranto pelaku sudah dicegah oleh pengawal atau menanyakan dulu identitas dan keperluannya apa untuk mendekati atau bertemu Wiranto. Kalau ini dilakukan pengawal sebagai pengamanan tentu aksi brutal pelaku dapat dicegah," ujar Gardi Gazarin.

Memang diakui Gardi, kebiasaan di negeri kita setiap kali pejabat negara bahkan Presiden Joko Widodo ataupun presiden sebelum-sebelumnya sudah menjadi kebiasaan menyapa dan menyalami masyarakat setiap kunjungan kerjanya. Tapi tetap memperhatikan dan mengawasi situasi terutama pada objek yang dikawal untuk mencegah atau mencurigai orang sama sekali tidak dikenal dengan gerak gerik yang dapat membahayakan pejabat yang dikawal.

"Ini juga diabaikan, sehingga pelaku tampak leluasa mendekat dan menyerang Wiranto dengan membabi buta," tutur Gardi. Sebagai pejabat negara tentu pengawalan yang dilakukan VVIP, apalagi dari sumber BIN menyebutkan sejak tiga bulan lalu Wiranto dideteksi mendapat ancaman pembunuhan.

"Pengawalan tidak boleh lalai, apalagi sampai mengabaikan protap pengamanan karena sumber yang dikawal sudah mendapat ancaman pembunuhan," terang Gardi Gazarin yang juga wartawan senior Suara Pembaruan.
Peristiwa ini lanjut Ketua Forum Wartawan Polri (FWP) periode 2014-2016, merupakan yang pertama kali terjadi dimana pejabat negara selevel menteri diserang dan ditusuk.

"Hal ini sangat memprihatinkan kita semua bahkan memalukan bangsa kita di mata internasional dimana seorang menteri yang nota bane koordinator keamanan tidak mendapat pengamanan. Ke depan hal ini tidak boleh terjadi lagi. Cukup peristiwa ini menjadi pelajaran berharga khususnya pengawal yang menjalankan tugasnya untuk mengamankan pejabat negara," pungkas Gardi Gazarin. Tom
Kriminal Ketua ICK Gardi : Penyerangan Wiranto Akibat Protap Pengawalan Diabaikan
Iklan Utama 5