logo
Tentang KamiKontak Kami
Iklan Utama 2

Terjadi Banjir Di Tulungagung, Tiga Mayat Di Pemakaman Hanyut

Terjadi Banjir Di Tulungagung, Tiga Mayat Di Pemakaman Hanyut
Banjir limbah di Tulungagung (rep)
Jakarta, Pro Legal- Warga Desa Sidorejo yang berlokasi di sekitar Pabrik Gula Modjopanggung, Tulungagung, Jawa Timur mengeluhkan banjir yang tercampur cemaran limbah yang diduga berasal dari pabrik pengolah tebu menjadi produk gula rafinasi tersebut.

Salah satu warga bernama Siti Heni Setyowati (28), mengatakan genangan air banjir yang merendam pemukiman mereka berwarna hitam dan mengeluarkan bau busuk menyengat. "Air banjir juga tercampur minyak diduga oli yang berasal dari buangan (limbah) pabrik," ujar Heni menggerutu, Rabu (26/10).
Banjir itu sudah berlangsung hampir enam hari ini. Genangan air yang sudah tercampur limbah menutup akses jalan-jalan perkampungan, bahkan sebagian masuk rumah warga hingga ketinggian hampir satu meter.

Walau sempat surut saat cuaca cerah, genangan air kembali meningkat setiap kali turun hujan. Apalagi saat intensitas curah hujan tinggi dalam durasi lama. "Malam ini genangan kembali naik dan masuk rumah-rumah warga. Banjirnya (air) warna hitam pekat dan sangat bau," ujar Subroto, warga Sidorejo.

Karena banjir itu, mayoritas warga Sidorejo mengaku tersiksa, karena mereka tak leluasa dengan banjir limbah yang dialami. Selain bau menyengat, air banjir yang tercemar limbah menyebabkan kulit kaki dan badan yang terkena menjadi gatal-gatal.

Menurut kesaksian Subroto, warga Sidorejo lain, limbah pabrik dialirkan melalui Kali Song dan bermuara di Kali Ngrowo. Namun karena Kali Song banjir, aliran air berbalik. "Pintu masuk ke Kali Song ditutup karena kalau tidak air Kali Song malah masuk kampung," ujar Subroto.

Akibatnya, limbah yang seharusnya mengarah ke sungai masalah menuju ke pemukiman. Maka warga meminta ada penanganan genangan limbah pabrik gula milik pemerintah tersebut. Sebab dikhawatirkan akan memberi dampak buruk dalam waktu jangka panjang.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur menegur manajemen Perusahaan Gula (PG) Modjopanggoong untuk segera memperbaiki sistem IPAL (instalasi pengelolaan air limbah) karena air olahan limbah yang belum steril telah masuk sungai dan meluap sehingga menggenangi pemukiman sekitarnya. "Kami telah merekomendasikan kepada (pihak) PG Modjopanggoong untuk mengoptimalkan IPAL yang ada. Termasuk memperbaiki IPAL-nya agar tidak mencemari lingkungan," kata Kepala Gudang Sarana dan Prasarana Bakorwil Madiun, Bambang Eko usai meninjau langsung genangan banjir bercampur limbah di Desa Sidorejo, Kecamatan Kauman, Tulungagung, Kamis (27/10).

Setelah menginspeksi pengelolaan limbah PG Modjopanggoong, Bambang bersama tim Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tulungagung meninjau langsung genangan banjir yang telah tercemar limbah industri di pemukiman padat Desa Sidorejo.
Kampung ini adalah satu dari tiga desa di sekitar PG Modjopanggoong yang terdampak banjir cemaran limbah.
Genangan air setinggi lutut hingga perut orang dewasa berwarna cokelat keruh dan mengeluarkan bau menyengat.
Suhu air di beberapa titik terasa lebih hangat, diduga karena genangan banjir tercampur dengan air limbah yang dibuang ke Sungai Song yang debit airnya sedang meningkat saat turun hujan.

Akibatnya, air sungai yang tercampur limbah meluber ke pemukiman warga sekitarnya.

Di Desa Sidorejo saja, total ada 60 KK yang terdampak banjir cemaran limbah PG Modjopanggoong. Dengan dua desa lain, yakni Desa Panggungrejo dan Patik.

Namun, sejauh ini belum ada data resmi jumlah KK yang terdampak banjir bercampur cemaran limbah pabrik gula tersebut.

Baik Dinas Lingkungan Hidup, BPBD maupun perangkat kecamatan belum melakukan pendataan yang terukur kendati banyak warga yang mengeluh karena dampak cemaran limbah pada banjir bandang kali ini menimbulkan gatal-gatal atau penyakit kulit.

Sementara Humas PG Modjopanggong Tulungagung, Azis Rahman BS mengakui ada luapan limbah. Namun, ia berkilah bahwa limbah yang menggenangi pemukiman tidak berbahaya dengan dalih sumbernya dari air bekas pendingin ketel. "Sebenarnya bukan limbah berbahaya dari IPAL, tetapi itu air pendingin. Makanya suhunya hangat," ujar Azis.

Menurut Azis kejadian ini disebabkan oleh alam. Menurutnya, PG Modjopanggong mempunyai saluran pembuangan limbah bernama Sungai Giling yang mengalir ke Kali Song dan Kali Ngrowo.

Beberapa hari sebelumnya terjadi banjir bandang di desa Padangan, Tulungagung. Banjir bandang ini menyebabkan sejumlah mayat keluar dari liang kubur dan hanyut terseret arus deras air yang menggerus tempat pemakaman umum milik desa. Peristiwa ini viral di media sosial.

Menurut penjelasan Kapolsek Ngantru, AKP Sumaji, peristiwa yang menjadi konten viral dan banyak mendapat perhatian warganet itu benar terjadi di Desa Padangan, Kecamatan Ngantru saat banjir melanda wilayah tersebut akibat tanggul sungai yang jebol sehingga air mengalir deras melewati tempat pemakaman umum setempat, Sabtu (22/10). "Ada tiga mayat terseret keluar dari liang lahat dan sempat terbawa arus. Tapi hari Senin (24/10) kemarin sudah berhasil kami evakuasi," ujarnya.(Tim)

Nasional Terjadi Banjir Di Tulungagung, Tiga Mayat Di Pemakaman Hanyut
Iklan Utama 5