Penyerangan 15 WN China di Tambang Emas Kalbar Diverifikasi Mabes
Ilustrasi, WNA China dan kerusakan kendaraan karena penyerangan (rep)
Jakarta, Pro Legal- Mabes TNI menanggapi pemberitaan terkait dugaan aksi penyerangan oleh 15 warga negara China di kawasan perusahaan pertambangan emas di Kecamatan Tumbang Titi, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar) akhir pekan lalu.
Menurut Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen (Mar) Freddy Ardianzah, saat ini pihaknya mengumpulkan informasi terkait peristiwa tersebut. "Terkait informasi tersebut, saat ini TNI masih mengumpulkan dan memverifikasi data di lapangan," ujar Freddy, Senin (15/12).
Freddy juga menyampaikan jika pihaknya masih belum menerima informasi terkait kronologi maupun jumlah korban dalam peristiwa itu. "Belum ada informasi yang komprehensif terkait kronologi maupun jumlah korban. Perkembangan selanjutnya akan kami sampaikan setelah data lengkap dan terkonfirmasi," ujarnya.
Seperti diketahui, sebanyak 15 WN China diduga terlibat keributan di kawasan perusahaan pertambangan emas di Kecamatan Tumbang Titi, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar), Minggu (14/12). Belasan WN China itu diduga melakukan perusakan hingga penyerangan, termasuk terhadap anggota TNI.
Dalam insiden itu, disebutkan setidaknya lima anggota TNI diserang dan dua kendaraan perusahaan dirusak kelompok WNA tersebut. Para pelaku juga dikatakan berbekal senjata tajam (sajam) dan airsoft gun dalam aksinya tersebut.
Menurut Chief Security PT SRM, Imran Kurniawan, peristiwa bermula pada pukul 15.30 WIB saat anggota pengamanan sipil PT SRM sedang melaksanakan tugas jaga. Terlihat aktivitas penerbangan mode nirawak atau drone di sekitar area PT SRM oleh WN China.
Kemudian, pada pukul 15.40 WIB, sekitar 300 meter dari pintu PT SRM, anggota pengamanan perusahaan bersama anggota TNI langsung menemui empat WNA yang menerbangkan drone. "Saat anggota pengamanan kami dan anggota TNI turun dari kendaraan, tiba-tiba datang sebelas WN China lainnya. Mereka membawa empat bilah sajam [senjata tajam] dan air softgun, serta alat setrum," ujar Imran, Minggu.
Kapolsek Tumbang Titi, Iptu Made Adyana membenarkan peristiwa tersebut. Namun, ia menyebut saat ini situasi sudah kondusif. "Sampai dengan saat ini situasi kondusif," ujarnya.(Tim)