Layanan Tiket Penyeberangan ASDP Diwarnai Kecurangan
Pro Legal News - Sistem penjualan tiket secara onlen atau daring pada PT Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP), tetap diwarnai kecurangan. Banyak calon penumpang yang menghindari ketidakpastian dengan jalan membeli tiket dari calo atau ‘agen tiket’ di pinggir jalan dekat pelabuhan. Selain itu, di pelabuhan Merak maupun Bakauheni masih ada ‘pengawalan’ pihak tertentu, yang memungkinkan orang bisa lolos dari antrean dan mobilnya langsung masuk duluan ke kapal.
Sejumlah penumpang kapal ferry yang biasa menyeberangi Selat Sunda melalui pelabuhan Merak-Bakauheni mengeluh karena penerapan penjualan tiket secara onlen masih juga menimbulkan kesulitan. Membeli tiket melalui telepon genggam, setidaknya memerlukan dua unit telepon genggam. “Satu buat membeli tiket melalui aplikasi Ferizy, satu lagi buat membayar tagihan dalam pembelian tiket itu,” ujar Junaidy (68) yang sering mengendarai mobilnya menyeberang Selat Sunda melalui Merak-Bakauheni atau sebaliknya.
Sejumlah pengemudi lain menuturkan, baik di pelabuhan Merak maupun di Bakauheni, masih ada ‘pengawalan khusus’ dengan biaya tertentu. Terutama pada layanan reguler di musim ramai penumpang. Dengan tarif sekitar Rp 500 ribu per mobil, penumpang bisa lolos dari antrean dan mobilnya dikawal sampai ke depan gerbang pemeriksaan tiket sebelum masuk ke kapal. Petugas ASDP maupun keamanan pelabuhan mengetahui, tapi terlihat membiarkan ‘pengawalan’ tersebut.
Harga tiket
Harga tiket penyeberangan kapal feri dari Merak ke Bakauheni bervariasi tergantung jenis kendaraan dan pilihan layanan reguler atau ekspres. Pertengahan tahun 2025, harga normal tanpa kendaraan penumpang dewasa berkisar Rp 22.700 (reguler) dan Rp 84.800 (ekspres). Harga tiket penumpang bayi Rp 1.800 (reguler) dan Rp 4.000 (ekspres). Harga tiket sepeda motor Rp 62.100 (reguler) dan Rp 129.677 (ekspres), sedangkan tiket mobil pribadi mulai dari Rp 481.800 (reguler) dan Rp 749.128 (ekspres).
Dulu penumpang bisa datang langsung ke loket buat membeli tiket. Biasanya antrean sangat panjang, terutama pada musim liburan atau akhir pekan. Sejak sekitar tahun 2020, pola layanan diganti dengan penjualan tiket melalui aplikasi Ferizy yang harus diunduh dulu di telepon genggam. Karena prosesnya rumit, banyak penumpang atau pengemudi mobil yang memilih membeli tiket dari agen-agen di pinggir jalan dekat pelabuhan. “Di Merak, agen-agen itu banyak kita jumpai di pinggir jalan. Di Bakauheni, agennya cuma sedikit dan tidak mencolok karena jalan tol berakhir dekat pelabuhan,” tutur Junaidy lagi.
Agen-agen di Merak banyak memiliki sistem pemesanan yang terhubung dengan jejaring penjualan tiket secara resmi. Sementara para calo di Bakauheni kebanyakan mengandalkan layanan melalui telepon genggam. Selain melalui Ferizy, tiket penyeberangan kapal bisa juga dibeli lewat situs-situs yang melayani pemesanan tiket perjalanan dan hotel.
Kelemahan
Salah satu kelemahan sistem penjualan tiket onlen ASDP adalah ketergantungan pada teknologi. Tidak semua penumpang paham layanan berbasis digital tersebut. Dan tidak semua calon penumpang memiliki akses ke perangkat digital atau terbiasa menggunalannya. Selain itu sering aplikasi atau situs web Ferizy mengalami gangguan teknis, akibat server down, lemahnya jejaring internet atau ada kesulitan teknis dalam proses pembayaran tiket.
Selain itu, waktu tempuh ke pelabuhan sanat bervariasi, tergantung kelancaran lalulintas. Tiket harus dipesan paling sedikit sekitar dua jam sebelum keberangkatan kapal. Sering terjadi tiket menjadi hangus karena kendaraan atau penumpang tiba di pelabuhan terlibat dari jadwal keberangkatan kapal. Akibatnya penumpang harus membeli tiket baru. “Terutama jika kita menggunakan layanan penyeberangan ekspres,” kata pengemudi mobil yang dijumpai di Merak pertengahan Juli 2025.
Pengembalian dana (refund) tiket ekspres yang dibatalkan merupakan proses yang rumit dan lama. Selain itu tidak ada pengumuman yang jelas tentang distribusi keberangkatan kapal dan kapasitasnya. Akibatnya, calon penumpang tidak bisa memilih kapal yang diinginkannya. Baik di Merak maupun di Bakauheni, calon penumpang tidak bisa segera mendapat informasi tentang jadwal keberangkatan maupun perubahan jadwal tersebut. “Apalagi kalau kia sudah berada dalam antrean,” ujar salah satu pengemudi mobil yang sedang ante di Merak pertengahan Juli 2025.
Rawan Korupsi
Berbagai kondisi itu, mengakibatkan pola penjualan atau layanan tiket penyeberangan kapal feri yang dikelola oleh PT ASDP sangat rawan korupsi. “Sistemnya terlalu rumit, sehingga banyak celah yang bisa dimanfaatkan buat penyelewengan.” ujar advokat Dr Ir Albert Kuhon MS SH.
Kuhon cukup sering melintasi penyeberangan Merak-Bakauheni menggunakan kendaraan pribadi. Dalam situasi normal, dia biasanya berhenti di salah satu rest area sebelum pelabuhan buat mengakses Ferizy dan membeli tiket penyeberangan. “Kita tidak bisa beli tiket sebelum berangkat, karena tidak bisa memprediksi keadaan lalulintas sehingga tidak bisa memastikan tiba di pelabuhan jam berapa.” ujarnya.
Kondisi begitu membuat banyak orang membeli tiket dari agen atau calo. Karena prosesnya lebih mudah. “Dalam musim biasa, selisihnya cuma sekitar Rp 50 ribu-100 ribu per kendaraan dibandingkan jika kita membeli dari Ferizy,” tutur Kuhon.
Salah satu celah korupsi yang paling sering dimanfaatkan adalah ‘penjualan akses menjadi agen’. Buat menjadi agen, diperlukan berbagai proses verifikasi. Pihak-pihak yang berkompeten di lingkungan ASDP punya peluang buat mencari keuntungan pribadi.
Redaksi Pro Legal, telah mengirimkan surat konfirasi kepada Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (9/7/25), hingga berita ini diturunkan, tidak menanggapinya. Hal yang sama juga terjadi pada Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan RI. Irjen Pol. Dr. Drs. Aan Suhanan, M.Si, saat dimintai komentarnya melalui pesan WhatsAppnya tidak menanggapi. (Tim)