Tiga Hakim PN Surabaya Pembebas Ronald Tannur Akan Divonis Hari Ini
Ronald Tannur terdakwa kasus pembunuhan yang dinyatakan bebas oleh hakim (rep)
Jakarta, Pro Legal- Terdakwa kasus dugaan suap dan penerimaan gratifikasi yakni Erintuah Damanik, Mangapul dan Heru Hanindyo akan menjalani sidang pembacaan putusan kasus dugaan suap dan penerimaan gratifikasi, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, hari ini, Kamis (8/5).
Ketiga hakim itu merupakan majelis hakim PN Surabaya yang menjatuhkan vonis bebas terhadap terdakwa Gregorius Ronald Tannur (31), terdakwa kasus pembunuhan Dini Sera Afriyanti (29). "Agenda: pembacaan putusan. Pukul 10.00-selesai," demikian dilansir dari laman Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) PN Jakarta Pusat, Kamis (8/5)
Seperti diketahui, Erintuah Damanik dan Mangapul sebelumnya dituntut dengan pidana penjara selama 9 tahun dan denda sebesar Rp750 juta subsider 6 bulan kurungan.
Kedua terdakwa dinilai jaksa terbukti melanggar Pasal 6 ayat 2 dan Pasal 12B juncto Pasal 18 Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU Tipikor) juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.
Sementara terdakwa Heru Hanindyo dituntut dengan pidana selama 12 tahun penjara dan denda sebesar Rp750 juta subsider 6 bulan kurungan.
Sesuai surat dakwaan jaksa, Erintuah Damanik, Mangapul dan Heru Hanindyo selaku mantan hakim PN Surabaya dinilai menerima suap sejumlah Rp1 miliar dan Sin$308.000 diduga untuk mengurus perkara pembunuhan yang melibatkan Gregorius Ronald Tannur (31).
Jika ditotal, suap yang diterima senilai sekitar Rp 4,3 miliar.
Tindak pidana terjadi antara bulan Januari 2024 sampai dengan bulan Agustus 2024 atau setidak-tidaknya pada suatu waktu tertentu pada tahun 2024 bertempat di Pengadilan Negeri Kelas IA Khusus Surabaya dan Gerai Dunkin Donuts Bandar Udara Jenderal Ahmad Yani Semarang.
Pengurusan perkara ini diduga melibatkan mantan Kepala Balitbang Diklat Kumdil Mahkamah Agung (MA) Zarof Ricar.
Ronald Tannur pada akhirnya divonis bebas oleh Erintuah Damanik dkk berdasarkan putusan PN Surabaya Nomor: 454/Pid.B/2024/PN.Sby tanggal 24 Juli 2024. Namun, di tingkat kasasi, MA membatalkan putusan bebas tersebut. Ronald Tannur divonis dengan pidana lima tahun penjara.
Ketua majelis kasasi Soesilo berbeda pendapat atau dissenting opinion. Menurut dia, Ronald Tannur harus dibebaskan dari dakwaan jaksa karena tidak terbukti membunuh Dini Sera Afriyanti.
Sementara Erintuah disebut menerima gratifikasi dalam bentuk uang rupiah dan mata uang asing. Yakni uang sebesar Rp97.500.000, Sin$32.000 dan RM35.992,25.
Dia menyimpan uang-uang tersebut di rumah dan apartemen miliknya, dan tidak melaporkan penerimaan tersebut kepada KPK dalam jangka waktu 30 hari sehingga dianggap sebagai gratifikasi.
Sedangkan Heru disebut menerima gratifikasi berupa uang tunai sebesar Rp104.500.000, US$18.400, Sin$19.100, ¥100.000 (Yen), €6.000 (Euro) dan SR21.715 (Riyal Saudi).
Heru menyimpan uang-uang tersebut di Safe Deposit Box (SDB) Bank Mandiri Kantor Cabang Cikini Jakarta Pusat dan rumahnya.
Sedangkan Mangapul disebut menerima penerimaan yang tidak sah menurut hukum dengan rincian Rp 21.400.000,00, US$2.000 dan Sin$6.000. Ia menyimpan uang tersebut di apartemennya.(Tim)