Korban Banjir Bandang Mamasa Mendapat Bantuan Sembako Dari Kapolda Sulbar
Mantan Napi Koruptor Kini Diperbolehkan Jadi Caleg Pemilu 2024
Politisi Gerindra Menolak Usulan Revisi UU Polri, Buntut Dari Pembunuhan Brigadir Jolitikus Gerindra
Kapolri Mutasi 24 Anggota Polisi Karena Dinilai Melanggar Etik Dalam Kasus Sambo
Jelang Pemilu 2024, Berikut Syarat Calon Anggota DPR
Jakarta, Pro Legal News- Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate menyebut Indihome dan Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah diberikan sanksi imbas dari dugaan terjadinya kebocoran data yang baru-baru ini menimpa kedua perusahaan plat merah tersebut. "Sanksi juga sudah. Ada banyak sanksi yang diberi," ujar Johnny, Senin (22/8). Seperti diketahui PLN diduga mengalami kebocoran data 17 juta pelanggannya pada Jumat (19/8). Berselang dua hari, Indihome diduga mengalami kebocoran data 26 juta pelanggannya yang mengandung data pribadi dan data browsing history. Johnny mengatakan ada sanksi administratif yang diberikan kepada kedua perusahaan tersebut yang di dalamnya juga terdapat rekomendasi-rekomendasi. "Banyak, sanksi kan sesuai UU, sesuai aturan. Sanksi yg pertama kan berupa sanksi administratif, di dalamnya ada rekomendasi-rekomendasi, termasuk ketiga-tiganya atau salah satu atau salah dua dari tiga hal yang saya sampaikan tadi. Itu sudah untuk ditindaklanjuti," ujar Johnny. Tiga hal yang dimaksud adalah terkait teknologi keamanan siber yang mesti diterapkan Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE). Pertama, pilihan teknologi harus terupdate terus. Kedua, pembangunan sumber daya manusia (SDM) di teknologi kemanan siber harus terus ditingkatkan. Ketiga, manajemennya serta tata kelola harus diperbaiki. Setelah rekomendasi diberikan, Kominfo akan melakukan monitoring untuk memastikan rekomendasi dilakukan. Menurut Johnny, rata-rata PSE yang mendapatkan rekomendasi tersebut akan melaksanakannya karena risiko terlalu besar jika tidak dilaksanakan. "Karena risikonya terlalu besar kalo tidak dilaksanakan, akan ada serangan baru. Kedua, kalo tidak dilaksanakan, akan menimbulkan ketidakpercayaan publik. Ketiga, risikonya kalo terjadi berulang kali, rusaklah ruang digital kita sebagai bangsa, enggak mau juga kan kita sebagai bangsa," jelasnya. Sementara kedua perusahaan plat merah membantah telah mengalami kebocoran data. Juru bicara PLN Gregorius Adi Trianto mengatakan data yang dikelola PLN diklaim dalam kondisi aman. Data yang beredar merupakan data replikasi pelanggan. "Data yang beredar adalah data replikasi bukan data transaksional aktual dan sudah tidak update," ungkapnya lewat keterangan resmi yang didapat Pro Legal News, (19/8). Dalam kesempatan terpisah, EGM Information Technology Telkom Sihmirmo Adi menyebut data yang diduga data pelanggan Indihome adalah data palsu atau data hasil fabrikasi. "Data yang ada di situ bukan data id Indihome yang valid sehingga disimpulkan bahwa tidak ada breach dan bahwa data itu merupakan hasil fabrikasi," ujarnya saat berada di Vertical Garden Telkom Land Mark Tower, Jakarta Selatan, Senin (22/8).(Tim)
Pemerintah Sedang Mengkaji Rencana Kenaikan Harga Pertalite
Sindikat Judi Online Beromzet Miliaran Berhasil Digulung Polda Jatim
Jaringan Mafia Tanah Berkedok Dana Investasi dan Pembangunan Perumahan di Malang Berhasil Diungkap Polda Jatim
Polres Mamasa Rutin Gelar Patroli Sepeda
Farhan Hormati Proses Hukum Terkait Pemeriksaan Kejari Terhadap Wakil Walkot Bandung
Polisi Tangkap Influencer Onadio Terkait Dugaan Narkoba
Polisi Tindak Anggotanya Yang Lakukan 'Catcalling'
Presiden Ungkap Jika Kini Sindikat Selundupkan Narkoba Pakai Kapal Selam
ARRUKI Gugat Pembebasan Setya Novanto ke PTUN
Gugatan Dicabut, Barang-Barang Sitaan Dari Sandra Dewi Dilelang
5 Wanita Hamil Terima Restitusi Sebesar Rp 106 Juta dari Dokter Cabul di Garut
Pelaku Pengeroyokan dan Penembakan Terhadap Seorang Pengacara di Tanah Abang Berhasil Ditangkap
Ketua KPK Ungkapkan Jika Pemeriksaan Saksi Whoosh Akan Ditelaah Dulu
Hakim Akan Bacakan Putusan Kasus Nikita Mirzani Akan Hari Ini