logo
Tentang KamiKontak Kami
Iklan Utama 2

Belajar Dari Bajrani Bhaijaan

Belajar Dari Bajrani Bhaijaan
Ilustrasi
Oleh : Gugus Elmo Ra.is

Pro Legal News - Film produksi Bollywood yang berjudul Bajrani Bhaijaan merupakan film yang secara tidak sengaja saya tonton,  karena secara umum saya  sangat skeptis dengan kualitas film-film India yang sering tidak rasional. Tetapi  ternyata film yang dibintangi oleh Salman Khan ini memiliki pesan moral yang sangat tinggi.  Pesan yang menempatkan cinta dan kemanusiaan di atas segala-galanya hingga mampu menembus batas ruang dan waktu. Bahkan mampu meredakan konflik politik antar dua bangsa yang saling bermusuhan.

Cerita bermula dari seorang gadis bisu berusia 6 tahun yang bernama Sayidah,  bersama ibundanya yang berasal dari Pakistan sedang berlibur ke India menggunakan kereta api. Karena ingin menolong seekor kambing yang terpisah dari induknya, saat kereta sedang berhenti untuk melakukan perbaikan, Sayidah tidak menyadari jika  perbaikan  sudah selesai  dan kereta berjalan kembali, hingga akhirnya tertinggal di India yang notabene bermusuhan secara politik dengan Pakistan.

Di saat kebingungan itulah dia bertemu dengan Bajrani pemuda kampung yang lugu tapi jujur yang sedang mencari kerja di tempat kerabat ayahnya seorang pegawai kantor pos. Bajrani yang bodoh ini, karena 10 kali tidak lulus ujian adalah seorang pemuda yang lugu, jujur sekaligus taat terhadap Dewa Rama yang merupakan salah satu dari tri logi ajaran Hindu.

Semula Bajrani tidak mengetahui jika Sayidah yang diberi nama olehnya menjadi Muni itu adalah seorang muslimah, baru setelah Sayidah menolak untuk diajak untuk berdoa tetapi malah memilih berdoa di masjid yang bersebelahan dengan kuil, apalagi setelah Sayidah melakukan selebrasi kemenangan tim base ball Pakistan yang mengalahkan tim India, baru Bajrani menyadari jika Muni alias Sayidah itu adalah gadis muslimah asal Pakistan yang terpisah dari orang tuanya.

Dengan mengesampingkan perbedaan keyakinan, sekaligus perbedaan bangsa yang saling bermusuhan Bajrani kukuh untuk berusaha mengembalikan Sayidah ke orang tuanya yang berada di Pakistan meski untuk sekedar untuk menemukan daerah asal Sayidah saja bukanlah persoalan yang mudah. Kedua insan berbeda bangsa, umur dan latar belakang itu memperlihatkan keteguhan mereka atas keyakinannya masing-masing.

Meski dalam posisi sangat tergantung, Sayidah tidak mengikuti begitu saja ajakan Bajrani untuk berdoa dengan caranya. Begitu juga, berulangkali Bajrani menghadapi ancaman terutama saat berhadapan dengan tentara penjaga perbatasan namun tetap selalu berdoa kepada Dewa Rama, meski itu berada di daerah lain yang notabene memiliki keyakinan berbeda.

Namun setelah berbagai upaya dilakukan akhirnya munculah beberapa sosok yang baik yang bisa membantu untuk menemukan orang tua Sayidah, seperti seorang wartawan Pakistan  bernama Farhan maupun seorang pengasuh Pesantren bernama Maulana yang memiliki peran untuk meloloskan ketiga orang itu dari kejaran aparat keamanan Pakistan yang mencurigai Bajrani sebagai seorang agen mata-mata India.

Hingga akhirnya melalui perjuangan yang keras, Bajrani dibantu Farhan berhasil mempertemukan Sayidah dengan kedua orang tuanya. Sebagai jurnalis, Farhan juga telah membantu menjelaskan ke publik jika perbuatan Bajrani murni berdasarkan cinta dan kemanusiaan, hingga publik dari kedua bangsa itu secara beramai-ramai memberikan simpati. Alangkah indahnya dunia, bila cinta dan kemanusiaan bisa mengendalikan komunikasi politik, sehingga politik tidak hanya berorientasi pada wilayah dan kekuasaan.

Politik yang tidak dibelah oleh perbedaan keyakinan dan kepentingan. Tetapi politik yang bisa menghadirkan cinta dan kebersamaan. Politik yang bisa menumbuhkan sikap saling memberikan empati. Meski semua tetap harus tunduk dan patuh terhadap keyakinan masing-masing. Karena hakekat lahirnya agama itu menghadirkan perdamaian, dengan cara tunduk dan patuh terhadap aturan untuk menciptakan ketertiban dan sikap saling menghormati.

Bukan sebaliknya keyakinan yang dijadikan dasar pembenaran untuk menisbikan kelompok lain yang tidak sepaham. Apalagi bila kita menyadari jika struktur masyarakat kita yang sangat majemuk dan multi kultur. Dengan cinta itu, akan muncul semangat dan kehendak untuk bersatu seperti tesisnya Ernest Renan maupun Otto Bauer. Maka bila kita bisa merefleksikan pikiran seperti itu, niscaya persatuan bangsa  akan semakin kuat dan erat, dan tidak ada salahnya bila kita belajar dari Bajrani dan Sayidah.***
Opini Belajar Dari Bajrani Bhaijaan
Iklan Utama 5